Jakarta – Harga saham Apple melonjak tajam usai Presiden Donald Trump menunda penerapan tarif impor. Kabar ini memicu respons positif di pasar, dengan kenaikan saham Apple sebesar 15 persen pada Rabu waktu AS.
Penundaan Tarif Jadi Angin Segar bagi Apple
Lonjakan harga saham ini terjadi setelah Trump mengumumkan jeda 90 hari untuk sebagian besar negara dalam penerapan tarif impor, kecuali China. Lonjakan saham Apple tersebut menambahkan lebih dari USD 400 miliar ke nilai kapitalisasi pasarnya yang kini berada di bawah USD 3 triliun. Ini menjadi hari terbaik bagi Apple sejak Januari 1998.
Sebelumnya, Apple mengalami tekanan hebat selama empat hari perdagangan terakhir, menjadikannya periode terburuk sejak 2000. Para investor khawatir karena Apple sangat bergantung pada penjualan gadget yang diproduksi di luar negeri, khususnya China.
China Kena Tarif Tinggi, Apple Fokus ke India dan Vietnam
Meski begitu, China tetap jadi target utama kebijakan dagang Trump, dengan tarif naik drastis menjadi 125 persen dari sebelumnya 54 persen. Sementara itu, Apple masih memproduksi sebagian besar perangkat seperti iPhone di China.
Sebagai bentuk antisipasi, Apple telah memperluas jaringan produksi ke negara-negara seperti Vietnam dan India. Dengan penyesuaian baru ini, tarif impor dari Vietnam turun menjadi 10 persen dari 46 persen, dan tarif dari India dipotong dari 36 persen menjadi 10 persen.
Kebijakan ini memberi peluang besar bagi Apple untuk memasok pasar AS tanpa dikenai tarif tinggi, asalkan distribusi bisa dialihkan dari China ke negara-negara alternatif tersebut.
Tim Cook Dinanti Buka Suara Awal Mei
Meski belum ada komentar langsung dari Apple terkait penundaan tarif ini, CEO Tim Cook diperkirakan akan mengangkat isu tersebut dalam laporan keuangan Apple yang dijadwalkan awal Mei.